Part 4: Serap Ilmu Sebagai Alat Bantu Anda, bukan Berita Yang Tidak Perlu

Prawira Azizi

Knowledge influencer, Strategist, Stock Investment enthusiasm

   
05 Jan 2016

Gempa di Sumatera, kecelakaan pesawat di Rusia. Daftar gaji bank di Amerika. Serangan di Pakistan. Pengunduran diri presiden Mali. Rekor dunia baru dalam tolak peluru.

 

Apakah Anda benar-benar perlu mengetahui semua ini ?.
Kita semua mendapatkan informasi dengan sangat baik, namun kita hanya menguasai sedikit. Mengapa ? karena dua abad yang lalu, kita menciptakan jenis pengetahuan beracun yang disebut “berita”. Berita bagi pikiran seperti gula kepada tubuh: sedap, mudah dicerna –dan dalam jangka waktu lama sangat merusak.

 

Tetapi tiga tahun yang lalu saya memulai percobaan. Saya berhenti  membaca dan mendengarkan berita. Saya membatalkan langganan semua koran dan majalah. Televisi dan radio dibuang. Saya menyentuh satupun koran gratis dan secara sengaja memandang ke arah berlawanan ketika seorang di dalam pesawat berusaha menawarkan materi bacaan semacam itu. Minggu pertama terasa sulit. Sangat sulit. Saya merasa terus menerus takut ketinggalan sesuatu. Tapi setelah beberapa lama, saya memiliki pandangan baru. Hasil setelah 3 tahun; pikiran yang lebih jernih, pandangan yang lebih berharga, keputusan-keputusan yang lebih baik, dan lebih banyak waktu.

 

Selusin alasan muncul untuk menjaga jarak dengan berita. Pertama, otak kita bereaksi secara tidak seimbang kepada tipe informasi yang berbeda. Berita mengejutkan, berisik, sensasional semuanya merangsang kita, sedangkan informasi yang abstrak, kompleks membius kita. Produsen berita banyak memanfaatkannya. Mari ingat sejenak model bisnis mereka. Pengiklan memberi ruang dan dengan demikian membiayai acara demikian dengan syarat iklan mereka terlihat, hasilnya segala sesuatu yang halus, abstrak, dan mendalam harus disingkirkan walau materi materi seperti itu jauh lebih relevan dengan hidup kita. Akibat mengkonsumi berita, kita hidup dengan peta kejiwaan yang terganggu mengenai resiko dan ancaman yang sebenarnya kita hadapi.

 

Kedua berita tidaklah relevan. Dalam dua belas bulan terakhir, anda mungkin mengkonsumsi  sekitar sepuluh ribu potong berita, jujurlah sebutkan satu berita diantaranya yang membantu Anda mengambil keputusan lebih baik – untuk hidup Anda, karier Anda, atau bisnis Anda – jika dibandingkan dengan tidak menonton berita itu.

 

Saya akan meramalkan bahwa mengabaikan berita akan memberikan Anda keuntungan sama banyaknya dengan menghapus salah satu dari 99 kesalahan dalam berfikir. Buang kebiasaan mengikuti berita. Lebih baik baca artikel dengan latar belakang yang panjang dan buku. Ya, tidak ada yang mengalahkan buku dalam memahami dunia.

Rolf Dobelli - Disadur dari Buku The Art of Thinking Clearly Bab 99