Bilik Bilik Cinta Muhammad

Kisah Sehari-hari Rumah Tangga Nabi

INFO PRODUCT
Penulis
Dr. Nizar Abazhah
Tahun
2017
Kategori
Spirituality
Pertama terbit
Indonesia

INFO REVIEW
Read
5.9K
Nuri
Nuri Hasnani

Guru Fisika

06 Nov 2020

Buku ini adalah buku terjemahan dari karya Dr. Nizar Abazhah yang berjudul Fi Bayt al-Rasul yang diterjemahkan oleh Asy’ari Khatib. Buku ini sudah dicetak ulang sebanyak lima kali sejak Oktober 2017.

 

Saya membeli buku ini dari seorang kenalan di media sosial dengan harga Rp. 68.000. Ada banyak review positif dari para pembacanya, sehingga saya tertarik untuk membelinya.

 

Buku ini berkisah tentang Baginda Nabi Muhammad SAW ditinjau berdasarkan bilik-bilik rumah yang pernah Nabi tinggali dan singgahi. Dimulai dari kisah saat Nabi tinggal di rumah kakeknya Abdul Muthalib lalu berpindah ke rumah pamannya Abu Thalib, kemudian di rumah Bunda Khadijah RA, di rumah Abu Ayyub Al-Anshari saat hijrah di Madinah, juga saat di rumah para ummul mukminin.

 

Dalam buku ini diceritakan dengan lebih detail tentang kehidupan sehari-hari Rasulullah SAW. Bagaimana Beliau berinteraksi dengan semua istrinya yang memilliki watak dan perilaku berbeda, bagaimana Beliau menghadapi sikap-sikap spontan mereka, bagaimana Beliau menyikapi kecemburuan istri-istrinya. Buku ini juga menceritakan bagaimana Beliau bersikap kepada para kerabat, sahabat, anak-anak, dan tetangga.

 

Saat selesai membaca buku ini, menyeruak kerinduan yang teramat kepada sosok Baginda Nabi Muhammad SAW. Membaca kisah kehidupan Beliau membuat saya merasa semakin mengenali sosok Nabi. Semakin kenal membuat hati semakin cinta dan merindukan Nabi. Bukankah Baginda Nabi pernah berkata bahwa, “Tidak beriman salah seorang dari kamu sampai aku lebih dicintai dari dirinya sendiri.”

 

Bagian yang paling menarik menurut saya adalah ketika dikisahkan bagaimana Rasulullah SAW menghadapi kecemburuan istri-istrinya, terutama dari Bunda ‘Aisyah RA. Mulai dari kecemburuan yang wajar hingga kecemburuan yang melewati batas. Semua itu dihadapi dengan lembut hingga tegas tergantung tingkat kecemburuan tersebut. Hanya saja,menurut saya masih banyak kata dan kalimat yang bisa diperhalus lagi penyampaiannya agar pembaca tidak salah mengartikan ketegasan Rasulullah SAW sebagai sebuah kekakuan sikap. Over all, penerjemah sudah berhasil menerjemahkan dengan baik setiap kalimat yang dimaksudkan oleh penulis.

 

Terakhir, buku ini saya rekomendasikan untuk siapa saja yang ingin mengenali sosok Baginda Rasulullah SAW lebih dekat lagi berdasarkan kisah kehidupan sehari-hari Beliau. Ada banyak ilmu berumah tangga yang bisa kita pelajari di dalamnya. Selain itu, kita diajak untuk memahami lebih dekat bagaimana perasaan Beliau dan sikap Beliau dalam menghadapi masalah kehidupan sehari-hari yang ternyata tidak jauh berbeda dengan kehidupan yang kita alami sehari-hari. Sungguh, keluhuran akhlak Baginda dapat kita pelajari dan kita tiru meskipun kita jauh dari kualitas Nabi.

 

“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasul suri teladan indah bagi orang yang memendam harap pada Allah dan hari kiamat dan banyak mengingat Allah.” (Terjemah Al-Qur’an Surah Al-Ahzab Ayat 21).