How To Win Friends and Influence People

Prinsip-Prinsip Mendasar Dalam Bergaul & Membangun Pertemanan

INFO PRODUCT
Penulis
Dale Carnegie
Tahun
1935
Pertama terbit
Amerika Serikat

INFO REVIEW
Read
7.2K

GET THE COPY
Prawira
Prawira Azizi

Knowledge influencer, Strategist, Stock Investment enthusiasm

 

02 Oct 2016

Tahukah anda buku How to Win Friends and Influence People pertama kali diterbitkan tahun 1936?, percaya atau tidak, buku ini terjual lebih dari 16 juta copy!. Dan faktanya lebih dari 80 tahun buku ini masih beredar di pasaran, dan terus dicetak oleh berbagai penerbit di seluruh dunia. Fakta itu seolah mengatakan bahwa nasihat Dale Carnegie terbukti dan relevan sampai saat ini!

Carnegie tidak memiliki pendidikan ilmu sosial atau ilmu perilaku untuk menguji hipotesisnya. Ia mempelajari apa yang dilakukan orang-orang berpengaruh kemudian Ia uji sendiri hasil pengamatannya sendiri. Kemudian dikompilasikan menjadi buku ini.

Carnegie memulai pembahasannya dengan mengingatkan pembaca tentang tiga konsep fundamental yang harus orang ingat ketika bergaul dan membangun pertemanan:

 

PRINSIP 1: JANGAN MENGKRITIK, MENGUTUK, DAN MENGELUH

"Human nature does not like to admit fault. When people are criticized or humiliated, they rarely respond well and will often become defensive and resent their critic."

 

B.F. Skinner membuktikan bahwa seekor binatang yang diapresiasi (reward) karena perilaku baiknya akan belajar lebih cepat dibandingkan dengan binatang yang dihukum (punishment) karena perilaku buruknya.

Ternyata prinsip yang sama berlaku bagi manusia: Memberikan kritik tidak berdampak positif terhadap perubahan perilaku.

Kita tidak bisa membuat perubahan positif dengan cara mengkritik orang. Malah biasanya berbalik menjadi benci kepada yang memberikan kritik. Penting untuk diingat bahwa ketika kita berhubungan dengan orang lain, kita tidak berhubungan dengan makhluk logis, tetapi dengan makhluk emosional, yang bertindak atas dasar kebanggaan, harga diri, dan ego.

Begini yang dikatakan oleh Dale Carnegie – Jika kita menyerang orang lain dengan cara mengkritik tentang perilakunya, ini akan membuat orang lain dalam posisi tersudutkan atau harga dirinya terancam. Nalurinya akan bereaksi untuk menyerang balik. Maka untuk membangun pertemanan, jangan mengkritik atau mengutuk karena hal itu tidak akan berkolerasi positif pada perilaku yang kita inginkan.

 

PRINSIP 2: BERIKAN APRESIASI SECARA JUJUR DAN TULUS

"Appreciation is one of the most powerful tools in the world. People will rarely work at their maximum potential under criticism, but honest appreciation brings out their best"

 

Satu satunya cara agar orang mau melakukan apapun adalah dengan cara memberi apa yang mereka mau. Tahukan Anda apa yang kebanyakan orang inginkan ?

Sigmund Freud mengatkan bahwa apapun yang kita lakukan bersumber dari dua motif; yaitu dorongan sex dan keinginan untuk dianggap penting dan hebat.

Kita menginginkan uang, makanan, kesehatan, seks, dan tidur/istirahat. Tetapi hal tersebut relatif bisa dipuaskan apabila sudah terpenuhi, akan tetapi keinginan untuk dianggap penting jauh lebih sulit terpuaskan, kebutuhan ini lebih mendalam karena berhubungan dengan ego manusia.

Motif untuk dianggap pentinglah yang menjadi alasan mengapa seseorang berlomba mengumpulkan prestasi dan kekayaan, membangun rumah mewah, membeli mobil terbaru, menggunakan pakaian mahal, dan lain sebagainya.

Jika seseorang begitu lapar akan keinginan untuk dianggap penting dan mereka benar-benar haus untuk mendapatkannya, Maka satu hal yang bisa kita berikan adalah memberikan apresiasi secara tulus dan jujur atas apa yang sudah ia lakukan.

Pemenuhan yang bersifat fisik seperti makanan akan memenuhi kebutuhan fisik tetapi bersifat jangka pendek. Tetapi, pemenuhan kebutuhan ego, melalui penghargaan yang tulus akan terus bernyanyi dalam pikirannya bertahun-tahun.

Dengan memberikan appresiasi yang jujur, kita memiliki kekuatan untuk mengubah persepsi diri mereka sendiri, meningkatkan motivasi, dan mendorong mereka untuk berbuat lebih.

Tapi kita harus bisa membedakan antara apresiasi dan sanjungan. Apresiasi itu jujur, sanjungan kadang tidak jujur. Apresiasi datang dari hati, sanjungan datang dari bibir.

 

PRINSIP 3: BANGKITKAN MINAT PADA DIRI ORANG LAIN

"To get what we want from another person, we must forget our own perspective and begin to see things from the point of view of others. When we can combine our desires with their wants, they become eager to work with us and we can mutually achieve our objectives."

 

“Saat saya sedang memancing, saya gemar makan strowbery dan krim, tetapi saya tidak berfikir untuk menjadikan stowbery sebagai umpan pada pancing saya, karena saya tahu cacing lah yang disukai ikan bukan stowbery”.

Maka dari itu mengapa kita tidak menggunakan logika yang sama saat “memancing” orang ?. Berikan apa yang orang lain inginkan, bukan apa yang kita inginkan.

Besok lusa jika Anda menginginkan orang lain melakukan sesuatu. Misalnya Anda ingin anak Anda tidak merokok, jangan berkhotbah di depannya, jangan mengatakan apa yang Anda inginkan; tetapi jelaskan bahwa kebiasaan merokok akan menjauhkan kesempatannya untuk menjadi pemain bola profesional, atau menjauhkannya untuk menjadi seorang peraih medali olimpiade. Perhatikan bahwa hal yang disentuh adalah keinginannya, bukan keinginan kita, cara ini jauh lebih effektif.

Cerita tentang teknik persuasi datang dari Stan Novak. Pada suatu sore Stan pulang kerumah dari tempat kerjanya, ketika sampai di rumah Ia menemui anaknya yang paling bungsu menangis dan teriak-teriak. Namanya Tim. Berumur 4 tahun. Ia menolak masuk sekolah Taman Kanak-Kanak (TK). Reaksi normal Stan adalah menjelaskan bahwa seharusnya Tim sekolah karena semua anak-anak harus sekolah dan dimulai dari tingkat terendah – TK. Tetapi Stan memilih sikap lain, malam itu Stan berfikir “Jika ia Tim, apa yang menjadi alasan agar Ia menjadi bersemangat pergi ke sekolah?”. Stan dan istrinya menyusun daftar alasan, mulai dari menyanyi, finger painting, sampai memiliki teman baru yang sebaya. Kemudian Stan, istrinya, dan Bob anak paling besar mulai membuat permainan melukis dengan telapak tangan, mereka semua terlihat bersenang-senang. Tim mengintip dari pintu kamarnya. Kemudian Ia keluar dari kamar dan ingin bergabung. “Oh kamu tidak bisa ikutan permainan ini, kamu harus belajar dulu cara menggambarnya di TK”. Tim kemudian menjelaskan bahwa di TK nanti akan banyak sekali belajar permainan-permainan yang menyenangkan. Teman sebaya. Menyanyikan lagu-lagu anak-anak, dan lain sebagainya untuk membangkitkan rasa inginnya Tim.

Besok paginya, Tim sudah bangun dan Ia mengatakan ingin berangkat ke TK pagi-pagi agar tidak terlambat. Stan sudah berhasil membangkitkan rasa ingin yang menjadi alasan Tim berangkat sekolah.

Lain kali, jika Anda ingin membujuk orang lain melakukan sesuatu. Sebelum Anda bicara, tahan sebentar kemudian tanyakan pada diri sendiri: “Bagaimana caranya supaya orang ini mau melakukannya ?."